Pertemuan Trump-Putin di Alaska Belum Hasilkan Gencatan Senjata, Langkah Maju Atau Kemunduran?

Pertemuan Trump-Putin di Alaska Belum Hasilkan Gencatan Senjata, Langkah Maju Atau Kemunduran?

Disrupsi.id, Medan - Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025 di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Anchorage, Alaska, dalam upaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. 

Pertemuan yang diharapkan oleh banyak orang sebagai jalan menuju perdamaian dan berlangsung selama hampir tiga jam ini tidak menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, begitupun kedua pemimpin menyebut pembicaraan tersebut produktif dan menyatakan optimisme untuk negosiasi lebih lanjut, dengan menekankan preferensi untuk kesepakatan perdamaian menyeluruh ketimbang langkah sementara.

Adapun pertemuan ini, yang menjadi tatap muka pertama Trump dan Putin dalam tujuh tahun, berfokus pada konflik Ukraina yang berlangsung sejak invasi Rusia pada 2022.

Dalam konferensi pers singkat, Trump menyatakan bahwa kemajuan besar telah dicapai dan ada peluang sangat baik untuk mencapai kesepakatan, meski ia menegaskan bahwa "belum ada kesepakatan sampai benar-benar tercapai." Ia juga menyesuaikan sikapnya, lebih selaras dengan pandangan Putin, dengan mengutamakan perjanjian perdamaian jangka panjang yang menangani akar permasalahan, bukan gencatan senjata segera yang dianggap tidak cukup.

Putin menyebut adanya potensi kesepakatan yang dapat membuka jalan menuju perdamaian, tetapi tidak memberikan rincian, memicu spekulasi tentang kemungkinan konsesi dari kedua belah pihak.

Berbagai sumber mencatat absennya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai titik kritik, dengan pemimpin Eropa dan sekutu NATO menegaskan bahwa setiap penyelesaian harus melibatkan Ukraina secara langsung dan mengutamakan gencatan senjata awal.

Trump mengumumkan rencana bertemu Zelenskyy di Washington pada Senin, 18 Agustus, setelah berdiskusi via telepon dengan Zelenskyy dan pejabat NATO, menunjukkan upaya melibatkan semua pihak.

Media konservatif memuji pertemuan ini sebagai langkah diplomasi berani, dengan Trump menyebutnya "hari yang sangat sukses," sementara media berhaluan liberal menyoroti ketiadaan hasil langsung sebagai kemunduran potensial.

Sedangkan reaksi internasional beragam: India menyambut pembicaraan ini sebagai langkah positif untuk mengakhiri konflik terbesar di Eropa, sementara analis menilai pemilihan Alaska karena kedekatannya dengan Rusia mencerminkan pendekatan Trump yang tidak konvensional.

Media sosial ramai dengan meme tentang ekspresi wajah Putin selama acara pers, mencerminkan ketertarikan publik di tengah ketegangan global.

Kritikus, termasuk beberapa komentator AS, menyatakan kekhawatiran atas sikap Trump pasca pertemuan, menafsirkannya sebagai tanda kekecewaan dan memperingatkan bahwa diplomasi saja mungkin tidak cukup tanpa keterlibatan NATO yang lebih kuat.

Hingga kini, belum ada hasil konkret, tetapi pertemuan ini telah membangkitkan harapan dan juga perdebatan tentang penyelesaian perang. Trump terus memberikan pengarahan kepada sekutu dan mempersiapkan diskusi lanjutan, sementara dunia menantikan perkembangan negosiasi. (pujo)

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال