Wamenaker Immanuel Ebenezer (poto: ist)
disrupsi.id - Jakarta|Di tengah hiruk-pikuk politik nasional, nama Immanuel Ebenezer, atau yang lebih dikenal dengan Noel, kembali mencuat. Bukan hanya karena posisinya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) di Kabinet Prabowo Subianto, tetapi juga karena jejak panjangnya sebagai aktivis jalanan yang menjelma menjadi bagian dari lingkaran kekuasaan.
Namun, belakangan ini, sorotan terhadap Noel semakin tajam. Ia ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait dugaan pemerasan perusahaan-perusahaan dalam proses sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Peristiwa ini mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang pernah mengenalnya sebagai sosok vokal dan keras terhadap korupsi.
Tapi siapa sebenarnya Immanuel Ebenezer?
Lahir di Riau pada 22 Juli 1975, Noel menapaki hidup dari bawah. Ia sempat mengalami masa sulit, termasuk bekerja sebagai pengemudi ojek online sekitar tahun 2016 untuk menyambung hidup. Namun, kehidupannya mulai berubah setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), jurusan Ilmu Sosial.
Tak lama kemudian, Noel dikenal sebagai aktivis jalanan yang keras kepala. Ia aktif menyuarakan isu sosial dan ketenagakerjaan, dan menjadi penggerak relawan dalam berbagai kontestasi politik nasional.
Dari JoMan ke Prabowo Mania: Dinamika Relawan dan Lompatan Politik
Noel mulai dikenal luas publik saat menjabat sebagai Ketua Jokowi Mania (JoMan), salah satu kelompok relawan paling aktif mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019. Setelah Pemilu, ia tetap vokal di media—mendukung Jokowi sekaligus mengkritik pihak yang dianggap mengganggu stabilitas pemerintahan.
Namun, kiprah politiknya berubah drastis pada 2022–2023. Noel sempat membentuk Ganjar Pranowo Mania, sebelum akhirnya menarik dukungan dan beralih mendukung Prabowo Subianto menjelang Pilpres 2024. Di sinilah dinamika relawan bergeser menjadi posisi strategis politik.
Tak hanya menjadi pendukung, Noel juga dipercaya menjadi Ketua Relawan Prabowo Mania. Hubungannya dengan Prabowo pun semakin dekat. Ia beberapa kali terlihat mendampingi elite Partai Gerindra, hingga akhirnya pada Oktober 2024, ia diangkat menjadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Di Antara Aktivisme dan Kekuasaan
Bagi sebagian orang, Noel adalah “tukang dobrak”, sosok yang mewakili suara bawah dan tidak takut menantang status quo. Ia sempat menjadi Komisaris Utama PT Mega Eltra, anak usaha Pupuk Indonesia, pada 2021, meski kemudian dicopot tak lama setelah memberi kesaksian dalam sidang Munarman.
Jejaknya sebagai aktivis, komisaris, hingga wakil menteri menggambarkan transformasi sosial-politik yang jarang dimiliki oleh aktivis akar rumput lain. Ia menjelajah banyak sisi — dari relawan hingga birokrat, dari luar sistem hingga ke dalam.
Namun, garis antara idealisme dan pragmatisme politik kadang tipis. Dan itulah mungkin yang kini menempatkannya dalam badai.
OTT KPK: Babak Baru dalam Karier Politik Noel
Pada 20 Agustus 2025 malam, Immanuel Ebenezer ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan. Ia diduga terlibat dalam praktik pemerasan terhadap sejumlah perusahaan yang mengurus sertifikasi K3, salah satu komponen penting dalam perlindungan tenaga kerja.
KPK belum mengungkap berapa banyak pihak yang menjadi korban, namun publikasi penangkapan ini langsung mengguncang ruang publik. Noel kini tengah diperiksa intensif, dan KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukumnya.
Antara Simpati dan Skeptisisme
Bagi para pendukungnya, Noel tetap dilihat sebagai korban jebakan sistem yang rumit. Namun bagi yang skeptis, ini adalah konsekuensi dari ambisi politik tanpa filter, di mana idealisme bergesekan keras dengan kekuasaan.
Yang jelas, kisah Immanuel Ebenezer adalah potret kompleks tentang bagaimana aktivisme bisa bertransformasi menjadi jabatan publik, dan bagaimana kekuasaan bisa dengan cepat menguji integritas seseorang.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.