Disrupsi.id, Medan — Jutaan warga di hampir 2.000 titik di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat hari ini dipenuhi gelombang demonstrasi bertajuk “No Kings Day of Defiance”, yang digelar serentak oleh gerakan nasional 50501 Movement. Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap parade militer besar-besaran yang digelar Presiden Donald Trump di Washington untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-250 Angkatan Darat AS, sekaligus bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-79 dan Flag Day.
Lebih dari 2.000 lokasi aksi dilaporkan berlangsung di berbagai penjuru negara, dari pusat kota hingga daerah pinggiran. Meski tidak ada aksi yang digelar langsung di Washington, penyelenggara menyatakan bahwa narasi perlawanan justru dibangun “di tempat-tempat yang tidak didatangi Trump.”
Sementara itu, parade militer di ibu kota menampilkan unjuk kekuatan berupa tank M1 Abrams seberat 60 ton, howitzer Paladin, ratusan kendaraan lapis baja, dan ribuan personel militer—yang disebut pengkritik sebagai pertunjukan ego presiden alih-alih penghormatan demokratis.
Tuntutan Gerakan “No Kings”
Dalam pernyataan resminya, 50501 Movement—gabungan warga sipil dari seluruh negara bagian—menyatakan aksi ini sebagai penolakan terhadap gaya kepemimpinan otoriter Trump dan kecenderungan militerisasi dalam pemerintahan. Nama “No Kings” sendiri mengacu pada kritik terhadap Trump yang dianggap bertindak layaknya raja, bukan presiden terpilih secara demokratis.
“Pada 14 Juni, kami akan hadir di mana pun Trump tidak berada—untuk menyampaikan pesan: tidak ada tahta, tidak ada mahkota, dan tidak ada raja,” tulis mereka di situs resmi gerakan.
Persiapan Pengamanan Ketat
Gubernur Texas Greg Abbott telah mengerahkan lebih dari 5.000 personel Garda Nasional Texas serta 2.000 polisi negara bagian untuk menghadapi kemungkinan lonjakan massa dan ketegangan sosial di negara bagian tersebut.
Meski demikian, penyelenggara aksi menegaskan bahwa protes dilakukan secara damai. Mereka meminta peserta untuk tidak membawa senjata, menjaga ketertiban, dan berkomitmen pada prinsip non-kekerasan.
Aksi Puncak di Philadelphia
Sebagai tandingan terhadap parade militer di Washington, pusat aksi “No Kings” digelar di Philadelphia—kota bersejarah bagi demokrasi AS. Aksi utama ini diharapkan menjadi simbol perlawanan terhadap “parade ulang tahun yang mahal dan tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika,” menurut penyelenggara.
Mobilisasi Terbesar Era Trump Kedua
Pihak penyelenggara menyebut “No Kings Day of Defiance” sebagai mobilisasi massa terbesar dalam satu hari sejak Trump kembali menjabat. Mereka memproyeksikan jutaan orang akan turun ke jalan di seluruh 50 negara bagian dan wilayah persemakmuran AS.
Kritik atas Parade Militer
Sejumlah pengamat dan kelompok sipil menyuarakan kekhawatiran bahwa parade militer ini bisa menjadi preseden buruk bagi demokrasi. “Penggabungan ulang tahun pribadi presiden dengan kekuatan militer negara adalah tindakan simbolis yang sangat mengkhawatirkan,” ujar seorang pengamat politik dari Universitas Georgetown.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.