disrupsi.id - Medan | Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara menggelar doa bersama sebagai bentuk keprihatinan sekaligus protes terhadap pemutusan hubungan kerja sepihak yang dialami oleh dr Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A (K), dari RSUP H Adam Malik.
Aksi ini juga menyuarakan kritik terhadap kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dinilai mengabaikan prinsip keadilan dan transparansi.
Ketua IDAI Sumut, dr Rizky Adriansyah, menyampaikan bahwa inisiatif doa bersama ini merupakan bentuk solidaritas dari para dokter anak serta respon atas kondisi yang dirasa semakin menekan kebebasan berpendapat dalam dunia medis.
“Kami menggelar doa bersama sebagai bentuk ikhtiar spiritual dan moral. Ini bukan sekadar bentuk protes, tapi juga ungkapan kekhawatiran atas situasi yang sedang berkembang, di mana perbedaan pandangan bisa berujung pada tindakan represif,” ujar Rizky Senin (5/5/2025).
Ia menambahkan, situasi internal organisasi kini tengah diliputi keresahan. Banyak anggota IDAI merasa takut menyuarakan pendapat karena khawatir mengalami nasib serupa, mulai dari mutasi hingga pemberhentian.
“Usulan doa bersama ini muncul setelah kami mengkaji kasus mutasi dr Piprim beberapa waktu lalu, dan kemudian pemberhentian saya dari RSUP H Adam Malik. Ini menjadi momentum refleksi bersama,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar menunjukkan perlawanan, IDAI juga menegaskan komitmennya terhadap pelayanan kesehatan anak. Menurut Rizky, anak-anak sebagai pasien tidak boleh menjadi korban dari dinamika birokrasi dan kebijakan yang tidak berpihak pada tenaga medis.
“Kami tidak ingin pelayanan terhadap anak-anak terganggu. Mereka tetap harus mendapatkan perawatan terbaik, meskipun kami tengah menghadapi tekanan,” tegasnya.
Aksi doa bersama ini juga disambut hangat oleh masyarakat, khususnya para orang tua pasien. Banyak di antaranya yang turut hadir dan memberikan dukungan secara moral.
“Dalam dua hari terakhir, banyak orang tua pasien menyatakan ingin ikut serta dalam doa bersama ini. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat juga peduli dan mendukung perjuangan kami,” kata Rizky.
Dengan pendekatan spiritual dan solidaritas kolektif ini, IDAI berharap bisa mengetuk hati para pengambil kebijakan agar lebih bijak dan adil dalam menyikapi dinamika di sektor kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan profesionalisme dan integritas para dokter anak. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.