Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Ditangkap atas Dugaan Korupsi dan Penyalahgunaan Pengaruh

Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee (poto: ist)

 

disrupsi.id - Korea Selatan|
Korea Selatan kembali diguncang skandal politik besar. Mantan Ibu Negara Kim Keon Hee resmi ditangkap pada Selasa malam (12/8) setelah pengadilan mengeluarkan surat perintah penahanan atas dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi, penyuapan, dan perdagangan pengaruh ilegal. Penangkapan ini menjadi momen bersejarah karena Kim tercatat sebagai satu-satunya mantan Ibu Negara Korea Selatan yang pernah ditahan.

Kasus ini semakin menarik perhatian publik karena suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, juga tengah menjalani persidangan setelah ditangkap pada bulan lalu. Keduanya menjadi pasangan mantan presiden dan ibu negara pertama di negeri ginseng yang sama-sama ditahan. Penangkapan Yoon terjadi setelah ia dilengserkan dari jabatannya pada April lalu akibat dugaan upaya pemberlakuan darurat militer pada Desember tahun sebelumnya, sebuah langkah yang dinilai sebagai pelanggaran serius terhadap konstitusi.

Penyelidikan terhadap Kim dipimpin oleh Jaksa Penuntut Khusus Min Joong-ki, yang ditunjuk langsung oleh Presiden baru Lee Jae Myung pada Juni lalu. Tim investigasi sempat memeriksa Kim selama tujuh jam pekan lalu sebelum memutuskan untuk mengajukan permintaan penahanan. Saat hadir di pengadilan untuk pemeriksaan, Kim yang mengenakan setelan jas hitam sempat membungkuk di hadapan kamera namun enggan memberikan komentar kepada wartawan.

Dalam kesempatan sebelumnya, Kim menyampaikan permintaan maaf yang samar kepada publik, namun juga mengisyaratkan akan membantah dakwaan yang ditujukan kepadanya. Ia menggambarkan dirinya sebagai “seseorang yang tidak penting” dalam perkara ini. Meski begitu, jaksa menduga bahwa Kim bersama suaminya menggunakan pengaruh politik mereka untuk mendorong pencalonan kandidat tertentu dari Partai Kekuatan Rakyat—partai konservatif yang saat itu berkuasa—pada pemilihan sela legislatif 2022. Dugaan ini dikaitkan dengan keterlibatan perantara politik bernama Myung Tae-kyun.

Jaksa penuntut memaparkan bahwa tuduhan terhadap Kim mencakup penipuan saham, penerimaan suap, dan praktik perdagangan pengaruh yang melibatkan pengusaha, pemimpin kelompok agama, hingga aktor politik berpengaruh. Salah satu dakwaan menyebutkan Kim mengenakan liontin mewah merek Van Cleef senilai lebih dari 60 juta won saat menghadiri KTT NATO bersama Yoon pada 2022. Perhiasan itu tidak dilaporkan dalam pengungkapan aset yang diwajibkan oleh undang-undang.

Selain itu, Kim diduga menerima dua tas mewah Chanel senilai 20 juta won dan kalung berlian dari sebuah kelompok agama. Hadiah-hadiah tersebut diyakini sebagai imbalan atas pengaruh politik yang menguntungkan kepentingan bisnis kelompok tersebut. Pihak kejaksaan menganggap ada risiko Kim akan menghancurkan bukti dan mengganggu jalannya penyelidikan jika tidak ditahan. Pengadilan pun mengabulkan permintaan penahanan tersebut.

Kim membantah tuduhan kepemilikan liontin asli Van Cleef. Ia mengklaim perhiasan itu hanyalah tiruan yang dibelinya di Hong Kong dua dekade lalu. Namun, jaksa mengungkapkan bukti bahwa liontin tersebut asli dan diberikan oleh sebuah perusahaan konstruksi domestik khusus untuk dikenakannya pada KTT NATO. Pengacaranya sejauh ini belum memberikan komentar terbaru, meski sebelumnya mereka telah menolak semua tuduhan serta menyebut sebagian kabar yang beredar hanyalah spekulasi.

Penangkapan Kim terjadi di tengah gelombang penyelidikan besar terhadap mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Yoon saat ini diadili atas tuduhan pemberontakan terkait upaya penerapan darurat militer singkat pada Desember lalu, yang jika terbukti bersalah dapat mengakibatkan hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. Selain itu, ia juga menghadapi dakwaan penyalahgunaan kekuasaan. Meski demikian, Yoon terus membantah melakukan kesalahan dan menolak menghadiri sidang ataupun pemeriksaan jaksa.

Skandal ini memperlihatkan bagaimana politik Korea Selatan kembali diwarnai gejolak yang melibatkan tokoh-tokoh tertinggi negara. Penangkapan pasangan mantan presiden dan ibu negara ini dinilai sejumlah analis sebagai salah satu kasus paling dramatis dalam sejarah politik modern Korea Selatan, mengingat skala dakwaan yang melibatkan lintas sektor—mulai dari politik, bisnis, hingga jaringan agama.

Pemerintahan baru di bawah Presiden Lee Jae Myung berjanji akan menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Tiga penyelidikan khusus yang diluncurkan sejak ia menjabat menargetkan dugaan pelanggaran serius yang dilakukan selama masa pemerintahan Yoon. Dukungan publik terhadap langkah ini cukup tinggi, meski juga memunculkan perdebatan tentang potensi balas dendam politik.

Hingga kini, proses hukum terhadap Kim Keon Hee dan Yoon Suk Yeol masih berlangsung. Banyak pihak menilai hasil persidangan mereka akan menjadi penentu arah kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan dan integritas demokrasi di Korea Selatan.

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال