Deretan Tokoh Publik yang Dilempar Sepatu, Dari George W Bush Hingga Bupati Sudewo

Bupati Pati, Sadewo di tengah kerumunan demonstran

disrupsi.id - Medan|Secara filosofis, sandal atau sepatu adalah benda yang selalu menyentuh tanah—dalam banyak budaya, ia mewakili sesuatu yang kotor dan rendah. Melemparkan sandal ke seseorang berarti menurunkannya dari martabat atau derajatnya sebagai manusia terhormat.

Di Timur Tengah, telapak kaki yang diarahkan ke orang lain saja sudah dianggap kasar. Maka, melempar sandal adalah bentuk penghinaan publik yang ekstrem. Pesan yang ingin disampaikan sederhana namun kuat: “Engkau tidak layak dihormati.”

Di Indonesia, meskipun makna budayanya tidak setajam di Timur Tengah, sandal tetap menjadi simbol protes rakyat jelata. Alas kaki yang murah dan mudah didapat mencerminkan perlawanan dari mereka yang berada di lapisan bawah terhadap kekuasaan. Aksi ini seakan berkata, “Kami tak punya senjata, tapi kami punya suara, dan suara itu bisa berbentuk sandal.”

Pelemparan sandal atau sepatu kepada seorang pemimpin bukan sekadar aksi spontan yang muncul dari amarah. Di banyak budaya, khususnya di Timur Tengah dan Asia, tindakan ini memiliki makna simbolis yang mendalam: penghinaan tertinggi. Sandal, yang bersentuhan langsung dengan tanah, dianggap benda paling rendah. Melemparkannya berarti menganggap orang tersebut sehina-hinanya.

Sepanjang sejarah modern, aksi ini beberapa kali mencoreng momen-momen formal di hadapan publik. Berikut adalah sejumlah insiden leparan sandal yang terkenal, baik di panggung dunia maupun di Indonesia.

George W. Bush – Irak, 14 Desember 2008

Insiden paling ikonik terjadi di Baghdad, Irak. Presiden AS George W. Bush tengah menggelar konferensi pers bersama Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki ketika seorang jurnalis Irak, Muntadhar al-Zaidi, bangkit dan melemparkan kedua sepatunya sambil berteriak, “Ini ciuman perpisahan dari rakyat Irak!”. Bush sigap menghindar, namun momen itu terekam jelas di kamera dan menyebar ke seluruh dunia.

Bagi masyarakat Irak, aksi al-Zaidi adalah protes terhadap invasi AS yang dianggap membawa penderitaan. Sepatu di sini bukan sekadar proyektil, tetapi pesan politik yang sarat emosi.

George W. Bush dilempar sandal (poto: ist)

Wen Jiabao – Cambridge, Inggris, 2009

Di tengah kuliah umum Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao di Universitas Cambridge, seorang mahasiswa berdiri dan melemparkan sepatu sambil menuduh Tiongkok menindas Tibet. Sepatu itu meleset, namun aksi tersebut mengubah suasana menjadi tegang.

Pelemparan ini menunjukkan bahwa bahkan di ruang akademis, ekspresi protes bisa berubah menjadi simbol perlawanan yang tak terlupakan.

petugas keamanan memungut sepatu yang dilemparkan ke hadapan PM China Wen Jiabao di Universitas Cambridg Britain, Inggris

Pervez Musharraf – London, 2011

Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf tengah berbicara di sebuah acara ketika seseorang melemparkan sepatu ke arahnya. Aksi itu meleset, tetapi sorakan dari sebagian penonton membuat momen itu menjadi berita utama di media Pakistan.

Pelemparan ini mewakili kekecewaan diaspora Pakistan terhadap kepemimpinannya, khususnya terkait isu keamanan dan kebebasan sipil.

Lemparan sepatu nyaris mengenai Perves Musharraf, (poto: ist)

Asif Ali Zardari – Birmingham, 2010

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dilempar sepatu saat berpidato di Inggris. Pelakunya menuduh pemerintah Zardari gagal menangani bencana banjir besar yang melanda negaranya.

Sepatu menjadi simbol kemarahan rakyat terhadap elit politik yang dinilai jauh dari penderitaan warganya.

Asif Ali Zardari

Arvind Kejriwal – India, 2019

Kepala Menteri Delhi dilempar sepatu saat kampanye pemilu. Kejriwal tetap melanjutkan pidatonya, tetapi insiden ini menunjukkan betapa panasnya suhu politik di India.

Di negara itu, melempar sepatu kerap diartikan sebagai penolakan keras, bahkan lebih tajam dari sekadar kata-kata.

Arvind Kejriwal (poto: ist)


Indonesia: Dari Sandal ke Botol

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Kupang, 2010

Di tengah acara resmi, seorang mahasiswa mencoba melempar sandal ke arah Presiden SBY. Sandal itu tidak mengenai sasaran, tetapi menjadi berita nasional. Pelaku mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.

Sutiyoso – 2005

Saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dilempar sandal oleh demonstran yang menolak penggusuran. Peristiwa ini menggambarkan bahwa pelemparan sandal bisa menjadi ekspresi protes paling visual di jalanan.

Joko Wdodo - 2023

Peristiwa tak mengenakkan terjadi saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Kota Medan pada Minggu (27/8/2023). 

Ketika menghadiri acara Rembuk Kemerdekaan Relawan Wali Kota Medan, Bobby Nasution di Gedung Serba Guna Deli Serdang, Sumatera Utara, seorang perempuan tiba-tiba melempar sandal dan botol air minum mineral ke arah presiden.

momen emak-emak di Sumut lempar Jokowi pakai sepatu (Poto: ist)

Sadewo - 2025

Dan peristiwa paling anyar terkait pelemparan sepatu dialami oleh Bupati Pati, Sadewo. Belum satu bulan menduduki kursi empuk Bupati Pati-Jawa Tengah, Sadewo, yang dilantik pada 18 Juli 2025, sudah menghadapi gelombang amuk 50.000 warga yang mendesaknya mengundurkan diri. Ia terkena lemparan sandal oleh warga yang memprotes kebijakannya di Pati.

Diketahui, kader Gerindra ini membuat kebijakan kontroversial di antaranya kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen, PHK ratusan eks karyawan honorer RSUD RAA Soewondo dengan dalih efisiensi, hingga kebijakan lima hari sekolah.

Bupati Pati, Sadewo dilempar sepatu oleh demonstran (poto: ist)

Pelemparan sandal atau sepatu mungkin terlihat sepele, bahkan lucu bagi sebagian orang. Namun di baliknya, ada sejarah panjang simbolisme dan perlawanan. Ia adalah bahasa tubuh yang berbicara lebih keras dari teriakan, dan dalam banyak kasus, meninggalkan bekas di ingatan publik lebih lama daripada pidato atau kebijakan sang pemimpin.

Ketika sandal melayang, yang terluka bukan hanya wajah, tapi juga wibawa.

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال