Betis: “Jantung Kedua” yang Diam-Diam Menyelamatkan Hidup Kita

Betis (foto ist)

disrupsi.id - Medan|
Banyak orang mengira jantung adalah satu-satunya organ yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Padahal, tubuh kita punya “pahlawan” lain yang bekerja tanpa henti, walau jarang mendapat sorotan. Pahlawan itu bukan organ besar yang berdenyut di dada, melainkan otot di kaki bagian bawah — betis. Ya, otot yang sering kita remehkan inilah yang diam-diam memegang peran penting dalam menjaga kelancaran peredaran darah.

Bayangkan tubuh Anda seperti kota besar dengan jaringan jalan yang menghubungkan semua titik. Jantung adalah pusat pengiriman yang mengirimkan “paket” berupa darah kaya oksigen ke seluruh penjuru. Namun, ada satu masalah besar: bagaimana cara paket itu kembali ke pusat setelah sampai di daerah paling jauh, yaitu kaki? Di sinilah “jantung kedua” beraksi.

Bagaimana Betis Menjadi Pompa Darah?

Setiap kali jantung memompa, darah mengalir melalui pembuluh arteri menuju kaki. Namun, perjalanan kembali ke jantung tidaklah mudah. Darah harus bergerak ke atas, melawan gravitasi. Tanpa bantuan, darah bisa terkumpul di kaki dan menyebabkan pembengkakan atau masalah serius lainnya.

Saat Anda berjalan, berdiri, atau sekadar menggerakkan kaki, otot betis berkontraksi. Kontraksi ini menekan pembuluh darah vena yang berada di sekitarnya, memaksa darah bergerak ke atas. Mekanisme ini dikenal sebagai pompa vena. Pembuluh darah vena di kaki juga memiliki katup satu arah yang mencegah darah mengalir kembali ke bawah, sehingga setiap dorongan dari betis membuat darah semakin dekat ke jantung.

Tidak berlebihan jika para ahli menyebut betis sebagai jantung kedua. Tanpa fungsinya, sirkulasi darah dari kaki ke jantung akan jauh lebih lambat dan berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

Peran Vital Betis dalam Kesehatan

Selain membantu mengalirkan darah, betis juga berperan penting mencegah pembekuan darah, terutama pada orang yang jarang bergerak. Kondisi deep vein thrombosis (DVT) sering kali terjadi ketika aliran darah di kaki melambat atau terhenti, misalnya saat duduk terlalu lama di pesawat atau bekerja di depan komputer seharian.

Gerakan sederhana seperti berdiri, berjalan, atau meregangkan kaki setiap 1–2 jam dapat mengaktifkan pompa betis, melancarkan peredaran darah, dan menurunkan risiko pembekuan darah. Itulah sebabnya ahli kesehatan selalu menekankan pentingnya aktivitas fisik harian, bahkan bagi mereka yang tidak berolahraga secara rutin.

Bahaya Jika Betis Tidak Aktif

  • Kurangnya aktivitas otot betis dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti:
  • Pembengkakan kaki akibat penumpukan cairan.
  • Varises, yaitu pembuluh darah yang membesar dan menonjol di permukaan kulit.
  • Rasa berat atau nyeri pada tungkai yang membuat berjalan menjadi tidak nyaman.
  • Risiko pembekuan darah meningkat, yang dapat berakibat fatal jika gumpalan berpindah ke paru-paru.

Masalah ini tidak hanya menimpa lansia, tetapi juga bisa dialami orang muda, terutama mereka yang gaya hidupnya banyak duduk.


Tips Menjaga “Jantung Kedua” Tetap Sehat

Untungnya, menjaga kesehatan betis tidak memerlukan peralatan khusus atau rutinitas yang rumit. Beberapa kebiasaan sederhana dapat membuat otot betis tetap aktif dan kuat:

  • Berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari – Aktivitas ini merangsang kontraksi otot betis secara alami.
  • Latihan berdiri jinjit – Gerakan ini melatih otot betis agar tetap kuat.
  • Naik-turun tangga – Aktivitas harian yang secara tidak langsung melatih pompa betis.
  • Hindari duduk atau berdiri terlalu lama – Usahakan untuk bergerak setiap 1–2 jam.
  • Gunakan kaus kaki kompresi jika memiliki masalah sirkulasi.
  • Angkat kaki selama 10–15 menit setelah seharian beraktivitas untuk membantu aliran darah kembali ke jantung.


Mengapa Kita Sering Mengabaikannya?

Alasan utama betis jarang diperhatikan adalah karena kerjanya berlangsung otomatis dan tanpa kita sadari. Berbeda dengan jantung yang berdetak terasa di dada, pompa betis bekerja diam-diam saat kita beraktivitas. Baru ketika ada masalah — kaki bengkak, nyeri, atau muncul varises — kita menyadari betapa pentingnya otot ini.

Kesadaran ini perlu dibangun sejak dini. Sama seperti kita menjaga kesehatan jantung dengan pola makan dan olahraga, betis juga memerlukan perhatian. Apalagi, fungsi “jantung kedua” ini sangat memengaruhi kerja jantung utama. Betis yang sehat membantu meringankan beban jantung dalam memompa darah, sehingga kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan pun terjaga.

Ketahuilah bahwa betis bukan sekadar otot yang membuat kaki terlihat proporsional atau kuat. Ia adalah bagian penting dari sistem peredaran darah yang memastikan tubuh kita tetap sehat. Dengan sedikit usaha setiap hari — berjalan, meregangkan kaki, atau latihan ringan — kita bisa menjaga “jantung kedua” ini tetap prima.

Mulailah memperhatikan sinyal tubuh. Jika kaki sering terasa berat atau bengkak, jangan abaikan. Bisa jadi “jantung kedua” Anda sedang butuh bantuan. Ingat, betis yang sehat berarti jantung lebih ringan kerjanya, dan itu artinya Anda sedang berinvestasi untuk kesehatan jangka panjang.

Referensi:

Harvard Health Publishing – Leg muscles and blood circulation

Cleveland Clinic – The Muscle Pump and Venous Return

Journal of Vascular Surgery – Penelitian fungsi pompa betis

MedicalNewsToday – Why your legs matter for your heart health


Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال