![]() |
Ikon lari maraton, Fauza Singh |
disrupsi.id - India Fauja Singh, sosok legendaris dalam dunia lari maraton yang dikenal sebagai pelari tertua di dunia, telah meninggal dunia pada usia 114 tahun setelah menjadi korban tabrak lari di India, Senin (14/7). Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi masyarakat India, tetapi juga komunitas atletik global.
Lahir di desa kecil di negara bagian Punjab, India, pada tahun 1911, Fauja Singh menorehkan sejarah sebagai pelari maraton tertua yang masih aktif berlomba bahkan setelah melewati usia satu abad. Ia baru mulai serius menekuni olahraga lari maraton pada usia 89 tahun, setelah hijrah ke Inggris pasca kehilangan istri dan anaknya. Keteguhan hatinya dalam menghadapi kesedihan justru membawanya pada babak baru kehidupan—menjadi inspirasi lintas generasi.
Julukan “Turbaned Tornado” atau "Tornado Berturban" melekat padanya karena semangat luar biasa dalam menyelesaikan tantangan fisik berat di usia senja. Sepanjang hidupnya, ia sukses menaklukkan sembilan maraton sejauh 42,2 kilometer, termasuk Toronto Waterfront Marathon 2003, di mana ia mencatatkan waktu pribadi terbaik 5 jam 40 menit.
Pada tahun 2011, Fauja Singh mencatat prestasi luar biasa dengan menjadi centenarian pertama—orang berusia lebih dari 100 tahun—yang berhasil menyelesaikan lomba maraton secara resmi. Ia menyelesaikan ajang Toronto Waterfront Marathon dalam waktu 8 jam 11 menit dan 6 detik, membuktikan bahwa usia bukanlah batas bagi ketangguhan dan komitmen.
Meski tak tercatat dalam Guinness World Records karena tak memiliki akta kelahiran resmi, prestasinya tetap mendapat pengakuan luas. Bahkan, Ratu Elizabeth II mengirimkan surat ucapan selamat ulang tahun ke-100 sebagai bentuk penghargaan atas pencapaiannya.
Namun, perjalanan hidup Singh berakhir tragis. Ketika sedang berjalan kaki di dekat kampung halamannya di Beas, Punjab, ia ditabrak kendaraan tak dikenal. Kepolisian India menyebutkan bahwa insiden tersebut tengah diselidiki dengan bantuan rekaman CCTV dan keterangan saksi mata. Singh sempat dibawa ke Rumah Sakit Srimann di distrik Jalandhar, namun nyawanya tak tertolong akibat luka serius di bagian kepala dan tulang rusuk.
Kepergiannya mendapat sorotan nasional. Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan belasungkawa mendalam, menyebut Singh sebagai "atlet luar biasa dengan semangat yang tak tergoyahkan."
Bagi Fauja Singh, lari bukan sekadar olahraga, tetapi terapi hidup. “Lari telah menunjukkan kasih sayang dan menyelamatkanku dari kesedihan mendalam,” ujarnya dalam sebuah wawancara saat berusia 102 tahun. Bahkan di usia itu, ia masih memandang sepatu lari sebagai bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
Lomba terakhir yang ia ikuti adalah di Hong Kong tahun 2013 dalam ajang lari sejauh 10 kilometer. Setahun sebelumnya, ia turut ambil bagian dalam perayaan Olimpiade London 2012 dengan membawa obor sebagai simbol semangat yang tak padam.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.