Disrupsi.id, Sydney - Di tengah gelombang demonstrasi nasional pro-Palestina yang memecahkan rekor di Australia, terlihat kelompok Yahudi ikut bersama para demonstran.
Mereka adalah kelompok Yahudi anti-Zionis yang turut serta dan menegaskan bahwa aksi mereka bukanlah bentuk antisemitisme, melainkan penolakan tegas terhadap perang dan kebijakan Israel di Gaza.
Kelompok seperti Jews Against the Occupation '48 (JAO) dan individu Yahudi independen ini bergabung dalam protes yang digelar di lebih dari 40 kota, termasuk Sydney, Melbourne, dan Brisbane, untuk menuntut gencatan senjata, akhir blokade, serta sanksi terhadap Israel menyusul deklarasi kelaparan di Gaza oleh PBB.
Partisipasi kelompok Yahudi anti-Zionis ini menjadi sorotan, karena mereka secara eksplisit membedakan antara identitas Yahudi dan dukungan terhadap Zionisme.
Seorang aktivis JAO, Judith T Soon, menyatakan dalam postingan di platform X bahwa "kami adalah Yahudi yang membenci Israel" dan menyerukan pemerintah Australia untuk mendengarkan suara Yahudi yang menolak kebijakan tersebut.
Ia menambahkan bahwa blok Yahudi dalam aksi Sydney pada awal Agustus dijanjikan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, dengan banyak peserta datang dari berbagai wilayah New South Wales, termasuk yang jarang ikut demo sebelumnya.
Jurnalis independen Yahudi, Antony Loewenstein, yang berpidato di rally Sydney pada 3 Agustus dan kemungkinan terlibat dalam aksi serupa pada 24 Agustus menekankan nilai-nilai Yahudi yang sejati.
"Saya bangga menjelaskan dan mendukung nilai Yahudi yang tidak mencakup pembersihan etnis dan kejahatan perang," ujarnya, sambil menyesalkan bahwa terlalu banyak orang Yahudi masih merendahkan Palestina.
Pidato ini disambut antusias oleh ribuan peserta, menunjukkan dukungan lintas komunitas.
Estimasi jumlah peserta Yahudi anti-Zionis dalam aksi ini sulit dipastikan secara akurat karena terintegrasi dalam kerumunan besar, tetapi penyelenggara dan saksi mata memperkirakan blok Yahudi mencapai ratusan hingga ribuan orang, itu hanya di Sydney saja. Dan berdasarkan partisipasi sebelumnya yang disebut sebagai "yang terbesar" dengan peserta dari seluruh negara bagian.
Secara nasional, kelompok seperti JAO disebut sebagai salah satu dari banyak kelompok Yahudi yang ikut serta, berbaur dengan total demonstran yang mencapai 350.000 orang menurut penyelenggara, meski polisi memperkirakan jumlah yang lebih rendah.
Aktivis Yahudi lainnya, seperti Mary Kostakidis, membela aksi ini dengan menyatakan bahwa protes mereka adalah respons atas genosida yang sedang berlangsung, dan bukan serangan terhadap orang Yahudi.
"Warga Australia menentang kelaparan dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina," katanya, menolak tuduhan antisemitisme dari pihak pro-Israel.
Kehadiran mereka pada demonstrasi ini dianggap sebagai bukti bahwa kritik terhadap Israel adalah isu kemanusiaan, bukan rasial.
Aksi ini berlangsung damai meski cuaca buruk, dengan polisi mengawal tanpa insiden signifikan. Namun, kritik datang dari pemerintah Israel, yang menyebut demonstran sebagai "useful idiots" bagi Hamas, klaim yang ditolak keras oleh peserta Yahudi anti-Zionis sebagai upaya membungkam suara damai.
Protes ini menandai pergeseran sentimen publik di Australia, di mana dukungan terhadap Palestina semakin kuat pasca pengakuan resmi negara Palestina oleh Canberra. (pujo)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.