Dinkes Sumut Bantah Data Kemenkes: Nol Kasus Chikungunya Terkonfirmasi di 2025

disrupsi.id - Medan | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data lima provinsi dengan jumlah laporan chikungunya. Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berada di peringkat ke-4 dengan jumlah 1.074 kasus.

Akan tetapi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, Novita Saragih membantah data yang dikeluarkan Kemenkes. Menurutnya hingga 12 Agustus 2025 tidak ada kasus chikungunya yang terkonfirmasi di wilayah ini.

"Data yang beredar merujuk pada jumlah suspek chikungunya, bukan kasus yang sudah dipastikan lewat pemeriksaan laboratorium," ujar Novita, Kamis (14/8/2025).

Novita menambahkan berdasarkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) pada EBS (Event Based Surveillance), kasus chikungunya terkonfirmasi di Sumut tahun ini adalah nol. Sementara pada IBS (Irritable Bowel Syndrome) jumlah suspek chikungunya tercatat 1.218 kasus.

"Dibandingkan tahun 2024, kasus chikungunya justru menurun. Tahun lalu, tercatat 27 kasus terkonfirmasi yang tersebar di Tapanuli Utara (13 kasus), Samosir (12 kasus), dan Batu Bara (2 kasus). Tahun ini sampai pertengahan Agustus tidak ada kasus terkonfirmasi,” tegasnya.

Menurutnya Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan virus chikungunya dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini dapat menimbulkan demam tinggi, nyeri sendi parah, ruam kulit, hingga komplikasi serius.

"Meski gejalanya biasanya reda dalam hitungan minggu, sebagian penderita dapat mengalami nyeri sendi berkepanjangan hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun," urainya.

Dinkes Sumut terus melakukan pemantauan suspek chikungunya, penyelidikan epidemiologi, pendistribusian logistik seperti Rapid Diagnostic Test (RDT) dan insektisida, serta edukasi masyarakat melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

Masyarakat diimbau rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M+, menguras, menutup, mendaur ulang, dan menaburkan bubuk abate serta langkah pencegahan lain seperti menggunakan obat nyamuk, kelambu, pakaian tertutup, dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Kami mengajak masyarakat tetap menjaga kesehatan, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami demam tinggi mendadak, dan konsisten melakukan langkah preventif agar Sumut tetap bebas kasus chikungunya,” pungkas Novita. (*)


Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال