Latihan otak untuk meningkatkan fokus
disrupsi.id - Medan Banyak orang mengeluh merasa otaknya “lemot”—sulit fokus, mudah lupa, dan kesulitan berpikir jernih. Tapi kabar baiknya, kondisi ini bukan tak bisa diubah.
Menurut Harvard Health Publishing, otak manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk membentuk jalur saraf baru sepanjang hidupnya, sebuah proses yang dikenal dengan neuroplastisitas. Dengan kata lain, kamu bisa melatih otak agar lebih tajam, bahkan tanpa perlu menjadi ilmuwan atau gamer profesional.
Banyak ahli menyarankan latihan ringan yang bisa merangsang otak agar tetap aktif dan tajam. Latihan ini bukan hanya mudah dilakukan, tapi juga bisa diselipkan dalam rutinitas harian—tanpa perlu biaya besar atau waktu lama.
Berikut lima latihan otak ringan yang direkomendasikan para ahli saraf dan terbukti meningkatkan fungsi kognitif, daya ingat, dan konsentrasi:
1. Gunakan Tangan Non-Dominan untuk Aktivitas Sehari-Hari
Profesor Lawrence Katz, pencetus konsep neurobic exercise, menyarankan aktivitas sederhana seperti menyikat gigi atau makan dengan tangan non-dominan. Latihan ini memaksa otak keluar dari mode autopilot, mendorong pembentukan koneksi saraf baru, serta meningkatkan aktivitas korteks sensorimotor.
Manfaat lainnya termasuk peningkatan konsentrasi, kewaspadaan mental, dan kemampuan mengatasi kebiasaan berpikir pasif.
2. Jalan Kaki Tanpa Gawai dan Coba Rute Baru
Menurut Dr. John Ratey dalam buku Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain, olahraga ringan seperti jalan kaki dapat meningkatkan kadar BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor), protein penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel otak.
Namun, untuk hasil maksimal, kombinasikan jalan kaki dengan memilih rute yang berbeda dan tanpa membawa smartphone. Aktivitas ini akan mengaktifkan kemampuan navigasi spasial dan orientasi, serta merangsang hipokampus, area otak yang berperan dalam memori jangka panjang.
3. Baca Buku dengan Suara Keras Selama 5 Menit
Membaca dengan suara keras bukan sekadar latihan vokal. Penelitian dari University of Waterloo menunjukkan bahwa aktivitas ini dapat meningkatkan daya ingat hingga 15% dibandingkan membaca dalam hati.
Latihan ini menyelaraskan proses visual, auditori, dan motorik dalam otak secara simultan, memperkuat pemahaman dan memperlancar komunikasi verbal.
4. Latih Otak dengan Permainan Analogi
Berpikir analogis merupakan indikator kecerdasan reflektif, menurut psikolog ternama Daniel Kahneman. Kamu bisa melatihnya dengan mengambil dua hal yang tampaknya tidak berhubungan, lalu mencari persamaannya.
Contoh: Apa kesamaan antara hujan dan deadline? Keduanya datang tiba-tiba dan bisa bikin panik.
Permainan ini mengasah kreativitas, logika asosiatif, dan kemampuan berpikir lateral.
5. Gunakan Teknik Memory Palace (Loci)
Teknik loci, atau lebih dikenal sebagai memory palace, populer di kalangan atlet memori dunia seperti Joshua Foer. Caranya adalah dengan membayangkan informasi yang ingin diingat ditempatkan di lokasi-lokasi familiar dalam imajinasi.
Misalnya, bayangkan kamu meletakkan apel di meja makan, sabun di tangga, dan susu di atas bantal. Kombinasi visual absurd dan lokasi nyata mempermudah otak menyimpan serta mengakses informasi tersebut dengan cepat.
Kesimpulan: Otak Tajam Berasal dari Kebiasaan Sehari-hari
Meningkatkan fungsi otak bukan soal IQ tinggi atau kemampuan debat. Kuncinya ada pada kebiasaan sederhana yang dilakukan secara konsisten. Lima latihan di atas tidak hanya ilmiah, tetapi juga mudah diterapkan siapa saja—tanpa perlu kursus mahal atau perangkat canggih.
Dari kelima metode ini, mana yang paling ingin kamu coba minggu ini?
Bagikan di kolom komentar, dan jangan lupa share ke temanmu yang sering bilang, “aku pelupa dari lahir”—mungkin dia hanya belum melatih otaknya dengan benar.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.