Barang Impor dari Tiongkok Banjiri Sumatra Utara



disrupsi.id - Medan | Produk impor asal Tiongkok masih mendominasi arus perdagangan masuk ke Sumatera Utara sepanjang Januari hingga April 2025. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, total nilai impor dari Negeri Tirai Bambu mencapai US$453,62 juta, setara dengan 26,40 persen dari keseluruhan nilai impor provinsi tersebut

Kepala BPS Sumatera Utara, Asim Saputra, menyampaikan bahwa Tiongkok berada di posisi teratas sebagai negara asal impor, diikuti oleh Malaysia dengan nilai US$232,37 juta (13,52%) dan Singapura sebesar US$209,73 juta (12,21%).

Meskipun Tiongkok masih menjadi sumber impor utama, secara keseluruhan nilai impor Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 4,11 persen. Total nilai impor melalui wilayah ini tercatat US$1,718 miliar pada Januari–April 2025, turun dari US$1,791 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya (berdasarkan metode CIF: Cost, Insurance & Freight).

"Akan tetapi jika dibandingkan dengan nilai impor bulan April pada tahun 2025 dengan tahun 2024, nilai impor mengalami peningkatan sebesar 2,45 persen," jelasnya.

Menurutnya nilai impor menurut golongan penggunaan barang Januari-April 2025 dibanding Januari-April 2024, barang konsumsi mengalami penurunan sebesar -26,97 persen dan bahan baku penolong turun sebesar -5,68 persen, sedangkan barang modal mengalami peningkatan sebesar 61,48 persen.

"Pada Januari-April 2025, golongan barang utama yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah bahan bakar mineral dengan nilai sebesar US$78,76 juta (-21,32%), kemudian diikuti oleh penurunan nilai impor ampas/sisa indutri dengan nilai sebesar US$35,69 juta (-22,46%)," jelasnya.

Sebaliknya, impor mesin dan pesawat mekanik justru meningkat tajam hingga 40,18 persen, dengan nilai tambahan sebesar US$57,20 juta, menandakan pertumbuhan permintaan di sektor industri atau manufaktur.

Ekspor Sumatera Utara Tumbuh Pesat, Tiongkok Jadi Tujuan Utama

Di sisi ekspor, Sumatera Utara menunjukkan kinerja impresif. Nilai ekspor dari pelabuhan muat wilayah ini pada periode Januari–April 2025 tercatat US$3,78 miliar, mengalami kenaikan 24,39 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Nilai ekspor pada April 2025 mengalami peningkatan dibandingkan April 2024, yaitu dari US$697,13 juta menjadi US$869,97 juta atau mengalami peningkatan sebesar 24,79 persen," urainya.

Golongan barang yang mengalami peningkatan terbesar pada Januari-April 2025 terhadap Januari-April 2024 adalah golongan lemak & minyak hewan nabati yaitu naik sebesar US$397,33 juta (36,38%) diikuti oleh golongan berbagai produk kimia naik sebesar US$172,78 juta (42,83%).

"Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan pada Januari-April 2025 di antara 10 golongan barang adalah golongan ikan dan udang dengan penurunan sebesar US$366,28 ribu (-0,36%)," paparnya.

Ekspor ke Tiongkok pada periode Januari-April 2025 merupakan yang terbesar yaitu US$590,48 juta, diikuti Amerika Serikat sebesar US$510,26 juta dan India sebesar US$212,10 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,71 persen.

"Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Januari-April 2025, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$1.301,17 juta (34,40%)," pungkasnya. (*)

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال