disrupsi.id - Langkat | Ratusan ternak di Sumatera Utara (Sumut) mendapat suntikan vaksin PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) menjelang Hari Raya Idul Adha 2025. Penyuntikan vaksin tersebut dilakukan oleh Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sumut berkolaborasi dengan pihak swasta.
"Kita lakukan kampanye ring vaksinasi PMK. Khusus di Langkat jumlah yang disiapkan 500 dosis vaksin. Jadi akan kita berikan secara bertahap ke ternak," kata Kepala Karantina Sumatera Utara N. Prayatno Ginting di peternakan sapi di Kwala Begumit, Stabat, Kabupaten Langkat, Rabu (21/5/2025).
Prayatno menyebutkan kampanye ring vaksinasi ini merupakan upaya preventif untuk melindungi ternak dari ancaman PMK. Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari komitmen bersama untuk mewujudkan Indonesia bebas PMK pada tahun 2035.
“Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk memutus rantai penyebaran PMK dan memastikan hewan ternak di Sumatra Utara dalam kondisi sehat. Terutama sebelum melalulintaskannya antarpulau,” imbuhnya.
Prayatno memastikan Karantina Sumatera Utara secara konsisten melakukan pengawasan terhadap sapi impor, termasuk melalui pemeriksaan dokumen dan tindakan karantina terutama menjelang perayaan Idul Adha.
"Karantina tetap melakukan pengawasan hewan yang masuk ke Sumut dari luar negeri secara ketat. Jadi dari negara asal sebelum pengiriman kita sudah tahu berapa jumlah sapi yang masuk ke Sumut beserta dengan kapal kapal nya dan pakannya," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Tesra Ananta, menambahkan vaksinasi PMK gratis akan dilakukan secara bertahap.
"Untuk sementara dilakukan vaksinasi gratis di Langkat. Kita sudah ajukan penambahan vaksin PMK gratis ke pemerintah pusat sebanyak populasi hewan ternak di Sumut. Jadi kita masih menunggu," ungkapnya.
Menurutnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sumatera Utara (Sumut) dari Januari - April 2025 di Sumut mencapai 100 kasus. Penyakit infeksius yang disebabkan virus Aphtaee epizootecae ini menyerang hewan ternak sapi, kerbau, kambing, dan domba.
"Kasus PMK kita lihat trennya dari 2022 sampai 2025 terjadi penurunan. Tahun ini kasusnya tercatat sekitar 100- an. Dari jumlah itu, dua ekor lembu mati," ungkapnya.
Meski kasus PMK terjadi penurunan, namun tidak bisa dianggap sepele. Sebab virus ini sangat mudah menular sehingga menyebabkan ternak mengalami demam tinggi, luka pada mulut lidah dan kuku hingga dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, harus dilakukan vaksinasi PMK.
"Kalau keseluruhan Sumut sudah divaksin itu sekitar 1,1 juta dosis yang sudah kita laksanakan dari tahun 2022. Tahun 2025 sebanyak 35 ribu dosis," urainya.
Dia mengakui jumlah vaksin gratis dari pemerintah untuk ternak di Sumut masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dia berharap peternak agar melakukan vaksin mandiri untuk hewan ternak mereka.
"Kita harap peternak bisa vaksin mandiri. Jadi tidak tergantung pada pemerintah. Kita sosialisasikan kepada peternak bahwa vaksin sudah bisa dibeli secara mandiri. Jadi peternak harus mau demi melindungi ternak mereka," pungkasnya. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.