Kanker Serviks Ancam Perempuan Indonesia, Vaksin HPV Jadi Solusi Pencegahan Efektif


disrupsi.id - Medan | Kanker serviks masih menjadi salah satu penyebab utama kematian perempuan di Indonesia dan termasuk beban besar dalam sistem kesehatan nasional. Berdasarkan data Globocan 2021, tercatat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia, dengan angka kematian yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Sebagai respons atas situasi ini, MSD Indonesia—afiliasi dari Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA—berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI untuk memperkuat edukasi publik mengenai pentingnya vaksinasi HPV (Human Papillomavirus) sebagai langkah preventif melawan kanker serviks.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, menjelaskan pihaknya telah menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk mempercepat eliminasi kanker serviks, dengan empat pilar utama. Pilar pertama menitikberatkan pada layanan vaksinasi, skrining, dan tata laksana secara menyeluruh.

“Salah satu target utama kami adalah memastikan 90 persen anak perempuan usia 11-12 tahun di kelas 5 dan 6 SD, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap,” ungkap dr. Prima dalam kegiatan bertajuk "Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024! Langkah Kecil Berdampak Besar, Lindungi Anak Perempuan dari Kanker Serviks."

Namun, pelaksanaan program ini menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Drs. Basarin Yunus Tanjung, mengungkapkan bahwa cakupan vaksinasi HPV di daerahnya masih rendah. Pada tahun 2023, angka cakupan baru mencapai 57,55 persen untuk anak perempuan kelas 5 SD.

“Masih banyak orang tua yang ragu memberikan imunisasi karena kurangnya informasi dan munculnya berbagai kekhawatiran, seperti efek samping vaksin atau ketakutan terhadap suntikan ganda,” jelas Basarin.

Baca Juga

    Hal ini diperkuat oleh survei UNICEF dan AC Nielsen pada kuartal II 2023 yang mencatat sekitar 38 persen orang tua menolak imunisasi karena kekhawatiran terhadap vaksinasi berganda, dan 12 persen lainnya takut terhadap potensi efek samping.

    Prof. dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, SpA(K), Ph.D (CTM), dokter spesialis anak dan konsultan infeksi serta penyakit tropis, menegaskan bahwa imunisasi HPV idealnya diberikan sebelum anak memasuki usia aktif secara seksual untuk efektivitas perlindungan maksimal, sesuai dengan pedoman WHO.

    “Imunisasi HPV terbukti aman bagi anak dan memiliki efektivitas tinggi dalam mencegah kanker serviks. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami manfaat jangka panjang dari vaksinasi ini dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan,” tutur Prof. Ayodhia.

    Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou, menyatakan perusahaannya akan terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap vaksin HPV di tengah masyarakat.

    “Kegiatan edukasi hari ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk berkontribusi dalam pencegahan kanker serviks di Indonesia. Kami percaya bahwa edukasi publik dan partisipasi aktif masyarakat adalah fondasi utama menuju tercapainya eliminasi kanker serviks secara nasional,” jelas George. (*)



    Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

    Lebih baru Lebih lama

    نموذج الاتصال