disrupsi.id - Medan | Presiden terpilih Prabowo Subianto menginstruksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto untuk memperluas jumlah fakultas kedokteran di Indonesia. Langkah ini ditujukan untuk menjawab kekurangan tenaga medis, terutama dokter umum dan spesialis, yang masih menjadi tantangan serius di berbagai wilayah Tanah Air.
Namun, usulan ini mendapat sorotan tajam dari kalangan medis. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara, dr. Rizky Adriansyah, menyampaikan bahwa solusi jangka panjang seharusnya tidak hanya terpaku pada penambahan institusi pendidikan, melainkan juga pada penurunan biaya kuliah dan peningkatan kualitas pengajaran.
"Yang benar-benar dibutuhkan masyarakat adalah pendidikan kedokteran yang lebih terjangkau. Saat ini, biaya kuliah sangat mahal dan menjadi hambatan utama bagi banyak calon dokter potensial,” ujar Rizky, Jumat (27/6/2025).
Selain mahalnya biaya, Rizky juga menyoroti kualitas pendidikan kedokteran yang dinilainya belum merata di seluruh Indonesia. Meskipun saat ini terdapat 117 fakultas kedokteran yang tersebar di berbagai wilayah, standar pengajaran dan kapasitas tenaga pendidik disebut belum memenuhi harapan.
"Turunkan biaya kuliah pendidikan kedokteran, dan tingkatkan mutu pendidikan di fakultas kedokteran yang saat ini jumlahnya sudah lebih dari 100. Buat apa tambah fakultas kedokteran, kalau biaya pendidikan semakin mahal dan rakyat semakin sulit mengeyam pendidikannya," tegasnya.
Sebagai perbandingan, India—dengan jumlah penduduk lebih dari 1,5 miliar—memiliki sekitar 350 fakultas kedokteran. Sementara Tiongkok memiliki lebih dari 140 fakultas, di mana sebagian besar berhasil menembus peringkat 100 besar dunia dalam pemeringkatan universitas global.
“Indonesia belum memiliki satu pun fakultas kedokteran yang masuk dalam jajaran 400 perguruan tinggi terbaik dunia. Ini menjadi indikator bahwa kualitas dan akses pendidikan kedokteran perlu dibenahi secara menyeluruh,” tambahnya.
Dalam sambutannya saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital pada Rabu (25/6/2025), Presiden Prabowo menegaskan pentingnya percepatan pembangunan fakultas kedokteran. Hal ini disampaikannya melalui siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden.
“Kita harus segera menambah fakultas kedokteran,” ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta kedua menteri terkait untuk menambah jumlah akademi keperawatan dan memperluas program pendidikan dokter spesialis. Presiden menekankan bahwa langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara efisien dan tidak terhambat oleh birokrasi usang yang dinilai tidak lagi relevan dengan tantangan masa kini.
“Jangan terlalu terhimpit oleh prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan kuno, dan peraturan yang tidak bisa menjawab kesulitan dan tantangan masa kini," paparnya. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.