Disrupsi.id, Medan - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai pihak yang mendorong pertemuan puncak bilateral antara kedua negara. Hal itu ia sampaikan setelah melakukan panggilan telepon resmi dengan Xi — komunikasi publik pertama sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS.
"Xi ingin saya pergi ke sana (Tiongkok), dan dia akan datang ke AS," ujar Trump dalam wawancara eksklusif dengan Breitbart, sambil membanggakan kunjungan kenegaraannya yang sebelumnya disebutnya sebagai “tak tertandingi”. Trump menambahkan bahwa kunjungan kali ini akan menjadi “lebih besar dan lebih baik”.
Meski belum ada jadwal resmi, Trump memperkirakan pertemuan langsung dengan Xi akan digelar sebelum akhir tahun 2025. Padahal sehari sebelumnya, Trump sempat mengatakan bahwa ia "tidak mengharapkan adanya pertemuan apa pun."
Sumber diplomatik di Washington menyebut komunikasi kedua pemimpin berlangsung dalam suasana yang hangat dan produktif. Beberapa isu yang dibahas antara lain perdagangan, keamanan kawasan Indo-Pasifik, dan kestabilan ekonomi global.
Namun, sejumlah pengamat politik internasional mengingatkan agar pernyataan Trump harus ditafsirkan dengan hati-hati. Gaya komunikasinya yang sering berubah, terutama menjelang masa kampanye dan debat publik, membuat banyak pihak menilai pernyataannya sarat kepentingan politik domestik.
Meskipun demikian, kemungkinan pertemuan antara dua pemimpin negara ekonomi terbesar di dunia ini tetap menjadi perhatian serius. Pelaku pasar global dan pengamat geopolitik juga memantau langkah selanjutnya, terutama di tengah isu Taiwan dan sisa ketegangan perang dagang.
Jika benar terwujud, pertemuan tersebut bisa menjadi penanda baru hubungan Washington–Beijing di periode kedua kepemimpinan Trump. (pujo)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.