disrupsi.id - Medan | PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal di Indonesia telah mencapai 14.001.651 single investor identification (SID) hingga Oktober 2024. Jumlah tersebut tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID
"Pencapaian ini merupakan hasil dari kolaborasi erat antara BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta pemangku kepentingan lainnya. Pasar modal yang berkembang pesat berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan, " ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman.
Menurut Iman pasar modal yang kuat menjadi salah satu pondasi dalam menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang, apalagi di tengah dinamika global. Iman juga menekankan pentingnya peran pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat dalam membangun sinergi untuk memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia.
"BEI telah aktif mengadakan program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Hingga September 2024, telah diselenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang diikuti lebih dari 24 juta peserta. Kegiatan ini mencakup program Sekolah Pasar Modal (SPM), Duta Pasar Modal (DPM), serta webinar edukasi, " urainya.
Iman menambahkan salah satu tren yang menarik dalam pertumbuhan ini adalah dominasi generasi muda. Sekitar 79% investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan minat yang tinggi dari kalangan milenial dan generasi Z terhadap investasi di pasar modal.
"Perkembangan ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin inklusif dan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat, " pungkasnya.
Seiring dengan meningkatnya literasi keuangan, BEI terus mengembangkan infrastruktur digitalnya, salah satunya melalui platform IDX Mobile yang kini memiliki 193.968 pengguna. Platform ini memudahkan akses informasi pasar modal secara real-time, sekaligus menjadi alat edukasi digital yang efektif.
"Platform IDX Mobile ini menjadi salah satu edukasi digital yang memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi pasar modal yang mudah diakses dan akurat. Pengembangan digital ini adalah bagian dari strategi BEI dalam mengatasi tantangan akses literasi pasar modal di Indonesia," sebutnya.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menyoroti pentingnya digitalisasi dalam memudahkan akses masyarakat untuk berinvestasi. Teknologi memungkinkan lebih banyak perusahaan sekuritas untuk menawarkan layanan yang mudah diakses oleh calon investor, mempercepat pertumbuhan partisipasi di pasar modal.
"Ini semakin memudahkan masyarakat Indonesia untuk menjadi investor di pasar modal Indonesia. Selain itu, Galeri Investasi (GI) BEI menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung literasi keuangan dan pasar modal di seluruh Indonesia. Saat ini, BEI telah memiliki 927 GI BEI yang tersebar di berbagai daerah," ujarnya.
Melalui beragam inisiatif edukasi dan pengembangan digital, BEI yakin bahwa pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia akan terus berlanjut. Dengan dukungan dari pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat, pasar modal Indonesia siap menghadapi tantangan global dan memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
"Dengan literasi keuangan yang semakin baik dan kemudahan akses melalui teknologi, masyarakat Indonesia kini memiliki peluang yang lebih besar untuk terlibat dalam investasi pasar modal. BEI berharap, pertumbuhan ini akan mendorong peningkatan inklusifitas dan keberlanjutan di sektor keuangan Indonesia, menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih kuat di masa mendatang, " paparnya. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.