Etalase Barang Impor Luxury

Malaria Mewabah di Pulau Simuk - Pulau Tello Nias Selatan, 8 Orang Meninggal


disrupsi.id - Medan | Penyakit malaria di Pulau Simuk dan Pulau Tello di Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara (Sumut) melonjak tajam. Bahkan dua wilayah ini telah ditetapkan sebagai KLB (kejadian luar biasa) penyakit malaria.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel darah merah.

Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumut, Novita Saragih mengatakan kasus malaria di Pulau Simuk sebanyak 64 pasien yang masih dalam pengobatan dan 6 orang meninggal dunia. Sedangkan di Pulau Tello tercatat 126 pasien dan meninggal 2 orang.

"Data tersebut dari Februari - April 2024. Jadi Pulau Tello dan Simuk ini memang KLB malaria," kata Novita, Selasa (23/4/2024).

Novita menyebutkan penyakit malaria mewabah di Pulau Tello dan Pulau Simuk karena masih ada vektor atau parasit di dua wilayah itu. Pulau Simuk dan Pulau Tello di Nias Selatan merupakan pulau terdepan dan terluar yang ada di Indonesia.

"Karena itu tim dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut sudah turun ke wilayah tersebut untuk untuk peninjauan dan penanggulangan KLB," jelasnya.

Tim tersebut, tambah Novita, akan melakukan pengkajian untuk mengambil langkah langkah penanggulangan malaria di kedua pulau tersebut.

"Lalu memberikan pengobatan kepada yang sakit. Perlu dilakukan pengendalian vektornya. Ataukah nanti dilakukan penyemprotan residu dalam ruangan (IRS) untuk mengurangi penularan malaria, ini yang akan dikaji oleh tim. Dari situ nantinya baru kita bisa melihat penanggulangan apa yang tepat dilakukan," ujarnya.

Tak hanya itu, pemberian obat pencegahan secara massal (mass drug administration - MDA) menjadi opsi terakhir untuk memutus mata rantai penularan malaria di kawasan tersebut

"Perlu atau tidak dilakukan MDA artinya minum obat secara massal, baik yang sakit maupun tidak sakit juga masih dilakukan pengkajian. Kita lihat berdasarkan hasil kunjungan dalam seminggu ini," bebernya. (*) 
Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال