Etalase Barang Impor Luxury

Bobby Nasution Soal Sekolah Global Prima Tembok Jalan: Tak Punya Izin, Saya Minta Dibongkar

disrupsi.id - Medan | Global Prima National Plus School menembok akses jalan warga di Lingkungan 1, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan sejak Kamis (29/2/2024). Padahal jalan tersebut merupakan jalur alternatif yang digunakan warga lebih dari 27 tahun. 

Wali Kota Medan, Bobby Nasution pun menanggapi masalah itu. Menurut Bobby sekolah swasta tersebut tidak mengantongi izin untuk menembok jalan yang merupakan milik Pemko Medan.

"Itu gang jalan punya kita (Pemko Medan) masih. Gak ada izinnya itu," kata Bobby Nasution di Medan Rabu (6/3/2024).

Mantu Presiden RI Jokowi itu juga memerintahkan agar Global Prima National Plus School segera merobohkan tembok jalan itu. Karena sekolah tersebut tidak punya hak untuk menembok jalan milik Pemko Medan.

"Wajib dibuka itu temboknya. Yang menembok lah yang hancurkan. Masak yang menembok orang yang menghancurkan kita. Nnti secara langsung kita sampaikan ke pihak sekolah," tegas Bobby.

Tak hanya itu, Bobby memberi tenggat waktu agar tembok tersebut dirobohkan dalam minggu ini. Sebab berdirinya tembok di jalan warga itu menyalahi aturan.

"Kalau memang penyampaian langsung tidak direspon juga nanti kita akan surati secara resmi. Harus minggu ini saya minta. Karena itu menganggu warga dan secara aturan itu jalan punya Pemko yang memang digunakan untuk akses warga," pungkasnya.

Diketahui, Global Prima National Plus School menembok akses jalan warga di Lingkungan 1, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan sejak, Kamis (29/2/2024). Jalan tersebut berada di antara dua gedung Global Prima National Plus School. Panjang jalan tersebut sekitar 100 meter dan lebar dua meter.

Humas Yayasan Prima Medan yang mewakili Global Prima National Plus School, Devi Marlin mengatakan jalan tersebut ditembok untuk melindungi siswa. Sebab aksi kejahatan seringkali terjadi di jalan tersebut. Tak hanya itu, sekolah tersebut juga kerap kemalingan.

"Kami itu menjaga anak-anak kami, anak-anak kami itu aset dari kami, jadi kami itu menjaga anak anak, supaya tidak terjadi apa-apa. Kadang-kadang anak dipanggil orang tidak dikenal dari belakang (jalan). Kita juga sering kemalingan," ungkap Devi.

Sementara itu, Kepala SMA Global Prima National Plus School, Indra mengaku tidak mengetahui status kepemilikan tanah di jalan tersebut.

"Kalau statusnya, saya kurang tahu milik siapa. Jadi saya tidak bisa jawab, pastinya tapi yang jelas itu, kalau sudah gang ada namanya ya jalan, Pemkot lah mungkin. Saya kurang tahu, apakah itu milik pribadi karena legalitasnya nggak ada di kita," bebernya. (*)





Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال